Penyebab dan Penanggulangan Pencemaran pada Perairan
Halo pencinta perairan.
Selamat datang di blognya MATA AIR BANTEN.
Blog kali ini kami akan coba bahas beberapa hal penyebab penceramaran pada perairan.
Air merupakan salah satu komponen penting yang ada di muka bumi. Banyak sekali maanfaat yang kita dapatkan bila menggunakan air. Dalam kehidupan sehari-hari kita biasa menggunakan air sebagai penghilang haus saat diminum, menyegarkan tubuh saat maandi, mencuci baju dan alat rumah tangga dan lain sebagainya.
Tidak hanya manusia saja yang membutuhkan air. Hewan juga membutuhkan air untuk minum, memproduksi susu bagi mamalia, sampai menjadikan media air sebagai tempat tinggal seperti ikan. Selain itu bagi tumbuhan, air digunakan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang digunakan makhluk hidup lain untuk bernapas. Tentunya masih banyak lagi manfaat lain dari air.
Namun apa jadinya bila air yang kita gunakan sehari-hari ini menjadi tercemar? Pasti sangat berbahaya sekali ya.
Untuk itu kami akan sedikit menjelaskan definisi dan beberapa hal yang menjadi sumber pencemaran pada air.
Dalam PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya (Herlambang, 2006). Berdasarkan definisi tersebut, penyebab terjadinya pencemaran air berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemaran.
Tanda-tanda bahwa air telah tercemar adalah adanya perubahan yang dapat diamati secara fisik, kimiawi dan biologi. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna, bau dan rasa. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut dan perubahan pH. Sedangkan pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen (Warlina, 2004).
Sumber pencemaran air bermacam-macam. Tapi pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) serta pertanian dan peternakan.
1. Limbah Industri
Limbah industri umumnya berupa bahan buangan anorganik yang sukar didegradasi oleh mikroorganisme seperti logam. Unsur logam seperti Arsen (As), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll, apabila masuk ke dalam perairan akan menjadi peningkatan jumlah ion dalam air dan air akan menjadi sadah (kemampuan air yang dapat mencegah pembentukan busa). Dan apabila ion logam yang bersifat beracun seperti Pb, Cd ataupun Hg masuk ke dalam perairan, air dalam perairan tersebut akan berbahaya bagi manusia (Irianto, 2015).
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga bisa berupa bahan organik, sabun (bahan berbusa), dan limbah padat seperti sampah maupun yang halus butiran kecil. Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal NH3) (Diaz, 2008). Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air. Limbah padat dapat menimbulkan pengendapan di dasar air. Endapan akan menutup permukaan dasar air dan dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi datangnya sinar matahari (Warlina, 2004).
2. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dan peternakan dapat berupa bahan organik yang dapat membusuk dan bahan kimia pemberantas hama (insektisida). Bahan buangan organik dari pertnanian dan perikanan dapat meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air sehingga memungkinkan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia. Insektisida juga berbahaya karena bersifat racun. Selain itu bahan ini membutuhkan waktu yang lama untuk dipecah oleh mikroorganisme. Sisa insektisida dapat sampai ke air melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya (Irianto, 2015).
Menurut Warlina (2004), dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori:
1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di perairan, jumlah oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini dapat mengganggu perkembangan organisme yang ada di dalam air dan bisa sampai menyebabkan kematian masal. Zat pencemar pun dapat memusnahkan bakteri-bakteri sehingga limbah sulit terurai.
2. Dampak Terhadap Kualitas Air Tanah
Pencemaran air tanah disebabkan oleh buangan organic seperti tinja. Hal ini menjadikan kualitas air tanah menurun. Bila dibiarkan terus-menerus akan menjadi sarang penyakit bagi warga sekitar.
3. Dampak Terhadap Kesehatan
Air yang tercemar akan membawa bermacam-macam bakteri penyebab penyakit. Hal ini dikarenakan air yang tercemar sangat cocok sebagai media perkembangan bakteri pathogen. Jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
Perubahan warna, baud an rasa pada suatu perairan dapat mengurangi visual lingkungan sehingga orang enggan menuju tempat tersebut. Begitupun dengan akibat dari bencana banjir yang dapat membawa arus deras ke pemukiman sehingga daerah yang terkena bencana menjadi rusak.
Pada prinsipnya ada dua usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis, Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran (Warlina, 2004).
Penanggulangan pencemaran air bisa dimulai dari menyadarkan diri sendiri. Kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah yang kita hasilkan setiap hari. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
Gimana, apa kamu sudah paham?
Yuk mulai sekarang jaga lingkungan kita.
Dan ingat!
Bumiku, bumimu, bumi kita.
REFERENSI:
Diaz, E. 2008. Microbial Degradation, Bioremediation and Biotransformation. ISBN: 978-1-904455-17-2. Disitir tanggal 17 September 2008. 8h.
Herlambang, A. 2006. Pencemaranairdan Strategi Penggulangannya. JAI. Vol. 2(1): 16-29
Irianto, I.K. 2015. Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan. Universitas Warmadewa. Bali. 88 hal.
Irianto, I.K. 2015. Rancangan Teknologi Pengolahan Limbah Cairdengan Sistem Lumpur Aktive. Universitas Warmadewa. Bali. 35 hal.
Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak Dan Penanggulangannya. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 26 hal.
Selamat datang di blognya MATA AIR BANTEN.
Blog kali ini kami akan coba bahas beberapa hal penyebab penceramaran pada perairan.
Air merupakan salah satu komponen penting yang ada di muka bumi. Banyak sekali maanfaat yang kita dapatkan bila menggunakan air. Dalam kehidupan sehari-hari kita biasa menggunakan air sebagai penghilang haus saat diminum, menyegarkan tubuh saat maandi, mencuci baju dan alat rumah tangga dan lain sebagainya.
Tidak hanya manusia saja yang membutuhkan air. Hewan juga membutuhkan air untuk minum, memproduksi susu bagi mamalia, sampai menjadikan media air sebagai tempat tinggal seperti ikan. Selain itu bagi tumbuhan, air digunakan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang digunakan makhluk hidup lain untuk bernapas. Tentunya masih banyak lagi manfaat lain dari air.
Namun apa jadinya bila air yang kita gunakan sehari-hari ini menjadi tercemar? Pasti sangat berbahaya sekali ya.
Untuk itu kami akan sedikit menjelaskan definisi dan beberapa hal yang menjadi sumber pencemaran pada air.
Apa sih itu Pencemaran?
Dalam PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya (Herlambang, 2006). Berdasarkan definisi tersebut, penyebab terjadinya pencemaran air berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemaran.
Tanda-tanda bahwa air telah tercemar adalah adanya perubahan yang dapat diamati secara fisik, kimiawi dan biologi. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna, bau dan rasa. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut dan perubahan pH. Sedangkan pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen (Warlina, 2004).
Lantas apa aja sih yang menjadi sumber pencemaran pada perairan?
Sumber pencemaran air bermacam-macam. Tapi pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) serta pertanian dan peternakan.
1. Limbah Industri
Limbah industri umumnya berupa bahan buangan anorganik yang sukar didegradasi oleh mikroorganisme seperti logam. Unsur logam seperti Arsen (As), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll, apabila masuk ke dalam perairan akan menjadi peningkatan jumlah ion dalam air dan air akan menjadi sadah (kemampuan air yang dapat mencegah pembentukan busa). Dan apabila ion logam yang bersifat beracun seperti Pb, Cd ataupun Hg masuk ke dalam perairan, air dalam perairan tersebut akan berbahaya bagi manusia (Irianto, 2015).
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga bisa berupa bahan organik, sabun (bahan berbusa), dan limbah padat seperti sampah maupun yang halus butiran kecil. Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal NH3) (Diaz, 2008). Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air. Limbah padat dapat menimbulkan pengendapan di dasar air. Endapan akan menutup permukaan dasar air dan dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi datangnya sinar matahari (Warlina, 2004).
2. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dan peternakan dapat berupa bahan organik yang dapat membusuk dan bahan kimia pemberantas hama (insektisida). Bahan buangan organik dari pertnanian dan perikanan dapat meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air sehingga memungkinkan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia. Insektisida juga berbahaya karena bersifat racun. Selain itu bahan ini membutuhkan waktu yang lama untuk dipecah oleh mikroorganisme. Sisa insektisida dapat sampai ke air melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya (Irianto, 2015).
Apa Dampak Pencemaran dan Bagaimana Penanggulangan Pencemaran Air?
Menurut Warlina (2004), dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori:
1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di perairan, jumlah oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini dapat mengganggu perkembangan organisme yang ada di dalam air dan bisa sampai menyebabkan kematian masal. Zat pencemar pun dapat memusnahkan bakteri-bakteri sehingga limbah sulit terurai.
2. Dampak Terhadap Kualitas Air Tanah
Pencemaran air tanah disebabkan oleh buangan organic seperti tinja. Hal ini menjadikan kualitas air tanah menurun. Bila dibiarkan terus-menerus akan menjadi sarang penyakit bagi warga sekitar.
3. Dampak Terhadap Kesehatan
Air yang tercemar akan membawa bermacam-macam bakteri penyebab penyakit. Hal ini dikarenakan air yang tercemar sangat cocok sebagai media perkembangan bakteri pathogen. Jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
Perubahan warna, baud an rasa pada suatu perairan dapat mengurangi visual lingkungan sehingga orang enggan menuju tempat tersebut. Begitupun dengan akibat dari bencana banjir yang dapat membawa arus deras ke pemukiman sehingga daerah yang terkena bencana menjadi rusak.
Pada prinsipnya ada dua usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis, Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran (Warlina, 2004).
Penanggulangan pencemaran air bisa dimulai dari menyadarkan diri sendiri. Kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah yang kita hasilkan setiap hari. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
Gimana, apa kamu sudah paham?
Yuk mulai sekarang jaga lingkungan kita.
Dan ingat!
Bumiku, bumimu, bumi kita.
REFERENSI:
Diaz, E. 2008. Microbial Degradation, Bioremediation and Biotransformation. ISBN: 978-1-904455-17-2. Disitir tanggal 17 September 2008. 8h.
Herlambang, A. 2006. Pencemaranairdan Strategi Penggulangannya. JAI. Vol. 2(1): 16-29
Irianto, I.K. 2015. Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan. Universitas Warmadewa. Bali. 88 hal.
Irianto, I.K. 2015. Rancangan Teknologi Pengolahan Limbah Cairdengan Sistem Lumpur Aktive. Universitas Warmadewa. Bali. 35 hal.
Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak Dan Penanggulangannya. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 26 hal.
Komentar
Posting Komentar